Monday, October 31, 2011

Cerita Nilai-Nilai yang TETAP menginspirasi dari Otsuka #JapanTrip (Thank's to @soyjoyID)

Ada banyak hal di sekeliling kita yang bisa menciptakan inspirasi, yang perlu kita lakukan hanyalah membuka mata, telinga, hati dan pemikiran kita untuk selalu “menangkap” hal-hal yang menginspirasi tersebut.

Berkesempatan untuk datang dan menyaksikan “simbol-simbol” inspirasi dari Otsuka sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa buat saya. Jika sebelum nya kami hanya dapat mendengar dan melihat ke 5 simbol itu hanya dalam “cerita”nya Pak Pray (baca: Cerita 5 Inspirasi dari Otsuka), maka pada saat saya diajak berkunjung ke kantor HRD nya Otsuka, sungguh sebuah pengalaman yang sangat menarik dan tentu saja SANGAT MENGINSPIRASI, ditambah dengan sambutan yang sangat ramah dari semua karyawan Otsuka, termasuk Miss Satoko Noguchi, yang menurut saya sangat smart dan tentu saja cantik.

Perjalanan kami dimulai dengan beberapa tulisan dan poster yang menarik tentang Creativity:

 

“Kreatifitas  adl kemampuan untuk menghasilkan ide yang unik / berani yang dipadukan dengan kekuatan untuk merealisasikan ide tersebut” mungkin begitulah kurang lebih terjemahan nya.

Sebagian dari kita seringkali mengucapkan kata-kata “kreatifitas” tapi mungkin seringkali dimaknai dengan hal2 yang berhubungan dengan desain, grafis atau karya seni, tapi setelah membaca hal ini pemikiran saya menjadi lebih terbuka. 

Mungkin kurang lebih saya maknai dengan: bicara kreatifitas bukan hanya bicara “ide kosong” tapi juga bicara bagaimana kita punya kekuatan dan usaha keras untuk bisa merealisasikannya, karena ide kreatif tanpa realisasi hanya omong kosong, karena tidak ada pembuktian disana.


  
Perjalanan kami masih berlanjut dengan “mengunjungi” 5 simbol yang merupakan nilai2 dari “Otsuka People”. Mari kita kunjungi satu persatu:

TOMATO HALL

Tomato Hall adalah lambang dari pemikiran “Otsuka People” yang selalu mengarah ke kreatifitas, dimana pada saat sebagian besar orang berpersepsi bahwa pohon tomat TIDAK MUNGKIN tumbuh dengan media selain tanah, maka di Otsuka mereka membuktikan bahwa pohon tomat BISA TUMBUH hanya dengan media air, dan tumbuh di langit-langit



Sebenarnya Tomato Hall ini mengajarkan kepada kita bahwa sebaiknya kita tidak mengkotak-kotakkan bahwa hal yang tidak mungkin itu mutlak tidak mungkin, namun bukalah pikiran agar bisa berpikir “out of the box”

MCARTHUR'S UNIVERSAL CORRECTION MAP OF THE WORLD


Pada saat melihat peta dunia seperti ini, apa sih yang terlintas? “Ini peta kok aneh ya? Kok penempatan pulau2nya terbalik? Wah, salah gambar nih!”

Itulah komentar2 sebagian besar orang pada saat melihat peta ini, tapi mari kita coba lihat dari sudut pandang pembuatnya: McArthur adalah seorang  yang berasal dari benua Australia, dimana dia melihat dalam peta2 yang digunakan secara umum, benua Australia selalu berada di bagian bawah, maka ia membuat peta koreksi yang menempatkan benua Australia di bagian atas peta. Dan dengan berani nya dia menambahkan kata “KOREKSI” di peta buatan nya ini.

Pertanyaan saya selanjutnya: Salahkan peta ini? Ataukan justru peta dunia yang kita gunakan yang salah?

Saya kira jawaban nya akan sangat beragam, namun jika saya boleh menjawab, saya kira kedua peta tersebut TIDAK ADA YANG SALAH, mengapa? 

Hanya karena kita TERBIASA menggunakan peta dengan benua Australia di bagian bawah, bukan berarti peta dengan penempatan benua Australia di bagian atas peta dunia ini menjadi salah. Bagaimana jika kita telah terbiasa menggunakan peta McArthur, apakah peta yang sering kita gunakan menjadi salah?

Dari cerita tentang peta McArthur ini ada nilai yang bisa kita ambil: “Selalu terbuka terhadap pemikiran yang berbeda” dan juga “jika memiliki idea tau pendapat, ungkapkanlah walaupun pendapat kita seringkali minor” seperti yang dilakukan oleh McArthur.

SCULPTURE TREE

Pada saat mendengar cerita ttg sculpture tree ini sebenarnya selain agak “amazed” jadi penasaran juga dengan batang pohon yang melengkung ini





 
Pada saat kita belajar menggambar di sekolah, kita seringkali menggambar pohon, tapi ingatkah kita pada saat menggambar pohon kita selalu menggambar dengan batang yang lurus?

Hal ini selalu diajarkan di sekolah, karena memang pohon yang kita lihat selalu memiliki batang yang lurus keatas, tapi ternyata di Otsuka ADA batang pohon yang tidak lurus. Mungkin kalau belum pernah melihat dan memegang si batang tersebut saya masih bisa “curiga” jangan2 gambar nya editan… Hahahahaa….. Dan batang pohon ini memang batang pohon betulan yang terbuat dari kayu ASLI.

Makna dari sculpture tree ini kurang lebih mirip dengan ‘core’ nya: bepikir “out of the box” / creative, dan konsistensi dalam melakukan sebuah hal. Karena untuk membengkokkan sebuah batang pohon dibutuhkan konsistensi dan kerja keras
VEGA HALL 


Sebuah ruang pertemuan selalu di desain dengan audience mendengarkan dan si nara sumber / pembicara berbicara. Namun Vega Hall dibuat tidak hanya dengan pemikiran yang mutlak seperti itu



Melihat gambar Vega Hall ini apakah kamu menemukan keanehan?

Jika belum, coba saya kasih clue: lihat susunan kursi nya

Betul, jika pada sebagian besar ruang pertemuan, susunan kursi selalu dibuat sejajar dari depan sampai belakang, maka di Vega Hall ini susunan kursi dibuat tidak sejajar lurus sampai depan, hal ini dengan sengaja dilakukan untuk menciptakan “komunikasi 2 arah” antara audience dan pembicara

  
Kemudian kursi pada Vega Hall ini juga memiliki 2 buah meja yang biasa digunakan untuk menulis, tapi unik nya kursi ini memiliki 2 buah meja yang bisa dikeluarkan dari sisi kiri dan sisi kanan, hal ini di create untuk tidak mendiskriminasi orang yang kidal. Karena sebagian besar kursi bermeja yang seringkali kita lihat dan gunakan hanya di ciptakan untuk orang non kidal, tapi di Vega Hall ini, orang kidal pun bisa tetap menulis dengan nyaman

WATER STONE GARDEN

Dan yang terakhir kami kunjungi adalah Water Stone Garden, dimana ketiga batu ini melambangkan kondisi sebuah perusahaan.

Batu melambangkan perusahaan

Air melambangkan konsumen dan masyarakat


Batu yang pertama adalah  batu yang telah “dibuang” oleh konsumen dan masyarakat sekitarnya, karena tidak memiliki kontribusi dan tidak mau memperhatikan konsumen dan masyarakat


Batu yang kedua adalah batu yang tidak dibuang, tapi dia hanya “mengambang” saja, arti nya dia tidak dibuang oleh konsumen dan masyarakat, tapi perusahaan tersebut stagnan dan tidak berdinamika, karena tidak memiliki hubungan yang kuat dengan konsumen dan masyarakat



Sedangkan batu ketiga adalah perusahaan yang selalu berinteraksi dan memiliki keterikatan dengan konsumen dan masyarakat, sehingga dia tetanp bisa bertahan, bahkan di bantu oleh konsumen dan masyarakatnya.

Setelah berkeliling di gedung HRD dan mendengarkan cerita dari Miss Satoko, tidak ketinggalan kita memberikan sebuah kenang-kenangan untuk Miss Satoko Noguchi


No comments:

Post a Comment